Pages

Thursday, February 12, 2015

Tantangan Olahraga

Salam jumpa pembaca yang budiman. Bulan Februari ini kota Surabaya diguyur hujan hampir tiap sore/malam. Hal ini menyebabkan saya malas bike2work-an esok paginya. Alasannya sederhana, karena jika semalam turun hujan, maka esok pagi sebagian jalan akan basah dan becek. Sederhananya saya merasa sayang kalau tunggangan nanti jadi kotor. Jadi, selama beberapa hari sepeda saya terparkir seperti hiasan di dalam rumah.

Kondisi semacam ini menjadi tantangan tersendiri, karena jika kurang olahraga badan jadi kurang bertenaga. Kalau gowes kurang memungkinkan, jogging lebih lagi. Sekedar info, beberpa waktu yang lalu kaki kiri saya mengalami cedera pada pangkal paha. Hal ini menyebabkan saya mengurungkan hasrat untuk lari-lari ringan. Masalah berikutnya adalah setelah menginjak usia 27 tahun saya jadi cepat gemuk. Perut yang dulu rata kini mulai membuncit. Kalau semasa sekolah dan kuliah menaikkan berat badan susahnya minta ampun, sekarang justru sebaliknya. Itulah sebabnya olahraga teratur menjadi keharusan.

Pilihan akhirnya jatuh kepada olahraga beban dan senam kecil-kecilan. Tidak butuh alat aneh-aneh dan tempat tak harus di luar ruangan. Cuma butuh niat dan disiplin. Syukurnya, saya tidak butuh rekan untuk berolahraga. Saya bisa dan biasa olahraga sendiri. Mungkin beberapa di antara pembaca ada tipikal yang butuh teman untuk olahraga. Nah, jika anda termasuk orang yang butuh teman, mengajak keluarga atau tetangga bisa jadi pilihan menarik. Bergabung dengan komunitas pecinta olahraga atau mendaftar di klub olahraga juga boleh.

Tantangan memang selalu ada, tapi kita harus bisa mengatasinya. Bagi saya tantangan terberat adalah kedisiplinan. Sudah memulai sesuatu yang baik mestinya dilanjutkan bahkan ditingkatkan ke level yang lebih tinggi. Di sinilah keuntungannya jika punya rekan dalam berolahraga, bisa saling mengingatkan dan memotivasi.

Kabar baik akhirnya muncul, kemarin saya mulai bergowes ria lagi ke kantor. Walaupun ada tantangan lagi, yaitu barang yang dipikul di ransel sungguh membebani. Sebagai info, selain membawa pakaian, saya juga membawa bekal makan untuk 2 porsi. Hal ini menyebabkan punggung terbebani sehingga kayuhan juga menjadi berat. Saya sudah mencari tas frame yang bisa muat 2 kotak makanan tapi belum ketemu. Mungkin memang harus bikin sendiri. Pilihan berikutnya adalah memasang semacam boncengan khusus untuk meletakkan tas yang dipasang di seatpost.

Jika pembaca punya saran silakan berbagi. Saya dengan senang hati menerima saran. Jika pembaca mengajak bergowes  atau lari-lari kecil bersama (cedera sudah pulih), saya pun merasa terhormat.