Pages

Tuesday, September 28, 2010

Catatan Ringan Sebelum Bertolak Dari Malang

Semalam rasa kantuk sulit kudapat, walau sangat ingin aku cepat terlelap. Dengan mata terbuka dalam kamar yang gelap, sanubariku menjelajahi alam kesunyian. Aku merenung tentang sebuah kata "memiliki".

Sebuah kata yang perlu digunakan dalam konteks yang tepat. Kata "memiliki" bisa sangat membantu kita untuk mengembangkan diri, namun juga bisa membuat kita terpuruk. Mengapa demikian? Membantu dalam mengembangkan karena saat kita punya rasa memiliki terhadap sesuatu atau seseorang, maka kita akan berjuang untuk mengenali, menemukan karakteristik, merawat, menjaga, memelihara, dan mengusahakan yang terbaik untuk sesuatu atau seseorang tersebut. Untuk pengertian yang satu ini sangat tepat jika diterapkan kepada fasilitas umum yang ada di sekitar kita (semoga tangan-tangan jahil tidak lagi melakukan keisengan terhadap fasilitas umum, karena itu adalah milik bersama). Hal ini juga berlaku untuk hal-hal lain yang sering kita sepelekan seperti tujuan negara, masa depan umat manusia, penghargaan terhadap para pendahulu, dll. Sedangkan yang berpotensi membuat terpuruk berlaku untuk hal-hal yang terlalu berarti dalam hidup kita. Dalam kategori ini terdapat diri kita sendiri, orang-orang yang terlalu kita kasihi, karir, rencana masa depan, dan lain sebagainya yang sangat sering bersentuhan dengan alam pemikiran dan perencanaan kita . Terkadang rasa ngotot untuk menggenggam rasa memiliki itu membuat kita terkoyak dan terluka, ketika Yang Mahakuasa mengambil sesuatu yang terlalu berarti itu. Kemarin malam saat melihat talk show di salah satu TV swasta nasional, ada pengakuan seorang wanita yang butuh waktu 20 tahun untuk bisa "merelakan rasa memiliki terhadap sang ayah". Dalam masa itu dia bertutur bahwa hidupnya diselimuti ketakutan, kecurigaan, dan kecemasan. Semakin kita erat menggenggam rasa memiliki itu, semakin sakit rasaanya jika dia diambil.

Lalu kepada siapakah rasa memiliki yang luar biasa itu harus ditujukan? Secara pribadi, rasa memiliki yang luar biasa itu ada untuk Sang Pencipta, Tuhan Semesta Alam, dan Tuhan Atas Hidupku. Karena hanya kepada Dialah kekekalan itu ada. Sesuatu yang tidak terenggut waktu.

Memang tak mudah melepas rasa memiliki yang luar biasa terhadap hal-hal yang berpotensi membuat terpuruk. Namun manusia itu selalu berproses dalam hidupnya.



"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." - Mazmur 73:25

Saturday, February 27, 2010

Celah Sempit

celah sempit
tempat kupandang dunia
memandang hujan yang turun
memandang manusia berlalu-lalang

celah sempit di kamarku
memberi sudut pandang berbeda tentang dunia
mengajarkanku menjadi pengintai
mengajarkanku menjadi pengamat
mengajarkanku menjadi penganalisa
membangkitkan rasa ingin tahu
membangkitkan naluri meneliti

mengamati di balik celah sempit
bukan pertanda kemandulan berkarya
namun melecutkan naluri berkarya

celah sempit di kamarku
aku menyebutnya jendela dunia

buku



@tower NDTV-Batu
27 Feb 2010 16:25

Friday, February 12, 2010

Ingin Bisa Ini Itu

Beberapa hari terakhir aku jadi orang yang sangat senang belajar. Barangkali aku merindukan suasana kuliah, dimana hampir setiap hari belajar hal-hal baru. Berdiskusi dengan teman-teman yang doyan berpikir.

Sekitar sebulan yang lalu, ada tiga buku baru yang "beredar" di kantor, yaitu:buku tentang AC (Air Conditioner), instalasi listrik rumah tangga, dan teknik reparasi TV. Dengan munculnya tiga buku ini, naluri membacaku langsung melonjak. Ingin kulahap semua isi buku-buku itu. Harap maklum, pekerjaan sehari-hari yang kujalani sangat berpotensi menimbulkan rasa jenuh.

Dalam beberapa hari saja aku sudah mengerti seluk-beluk AC, wah senangnya. Buku tentang instalasi listrik memang tidak selengkap yang pernah kubaca waktu kuliah, tapi isinya lumayan juga dipakai untuk orang yang awam tentang kelistrikan. Buku tentang reparasi TV juga lumayan memberi pencerahan, walaupun TV yang digunakan sebagai contoh hanya satu macam. Namun secara umum, prinsip-prinsip dasarnya berlaku universal.

Selain dari buku-buku itu, aku juga gak bisa lepas dari menggali Alkitab. Wah, buku yang satu ini selalu menarik untuk dipelajari. Bahkan kemarin aku membeli buku referensi yang cukup berisi dan menguras isi kantong (hehehe). Tapi buatku itu investasi berharga (baca: value, bukan price).

Sebenarnya masih banyak yang sedang dan akan kupelajari lagi. Aku sedang bergumul (baca:menggali, istilahnya kok terkesan lebay ya) tentang stadard broadcasting terutama TV, baik itu analog maupun digital. Ini berhubungan dengan pekerjaan sih. Dan aku katakan bahwa "aku mencintai dunia pekerjaanku", oleh karenanya aku ingin memajukannya. Bahkan aku rindu, suatu saat bisa memberi sumbangsih yang berarti untuk dunia broadcasting, bukan hanya untuk perusahaan dimana aku bekerja, tapi dunia broadcasting yang universal.

Berbicara tentang keinginan dan harapan mungkin tidak akan ada habisnya. Seperti kutipan OST Doraemon "Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali...". Namun hidup kita dibangun pula oleh mimpi (baca:visi, tujuan). Tanpa mimpi, hadup serasa "hanya mengikuti arus" yang kita belum tentu tahu akan bermuara kemana.

Mari mengingini banyak hal.... ups