Pages

Saturday, December 17, 2011

tidak ada judul

Mengasihani diri sendiri dan meratapi nasib tidak akan merubah kenyataan hidup yang sedang dialami. Mungkin dalam kesendirian kita bertanya, "Mengapa aku harus mengalaminya?" atau "Mengapa harus aku yang mengalaminya?" (semoga pembaca yang budiman tahu perbedaan dua kalimat tanya tersebut :D).

Ada dua hal yang perlu direnungkan berkenaan dengan hal ini :

  1. Hal yang terjadi saat ini berhubungan dengan apa yang dulu pernah terjadi. Ini lebih kepada hubungan sebab-akibat, tabur-tuai, atau aksi-reaksi. Pengalaman hidup hari ini bisa jadi merupakan akibat/tuaian/reaksi dari perbuatan kita/pendahulu kita di masa lalu.
  2. Hal yang sedang kita alami saat ini adalah proses untuk mempersiapkan kita menerima sesuatu yang lebih besar sesudahnya. Untuk melangkah ke tingkatan yang lebih tinggi, seseorang harus melakukan upaya lebih, yang berarti kapasitasnya harus diperbesar. Orang yang tidak dibekali kemampuan mengelola keuangan yang baik tentu akan kaget ketika tiba-tiba menerima uang Rp 500 juta. Hal itu bisa berujung pada tidak terkelolanya uang itu dengan baik. Bahkan bukan tidak mungkin uang itu habis dalam waktu singkat.

Untuk hal pertama, jika persoalan masa lalu itu belum terselesaikan, maka selesaikanlah dengan baik dan benar. Saat masa lalu itu sudah selesai, mungkin keadaan tidak serta-merta membaik, namun marilah belajar bersabar dan bijaksana melalui proses ini.

Dalam hal kedua, marilah kita berdiam diri dalam keikhlasan. Dalam kesadaran bahwa kita tidak punya hak untuk protes terhadap Pencipta. Karena dibalik proses itu, ada kemenangan besar menanti, bagi kita yang sabar, sadar, dan bersandar kepada-Nya.

@Kedai Qita

7 Desember 2011

17:49 WIB

NB: naskah aslinya ditulis pada 2 carik kertas kecil. Semoga tidak terkesan bertele-tele tubbies :D

Thursday, August 18, 2011

Sepenggal Doa untuk Indonesia

Sejenak merenung tentang negeri dimana aku dilahirkan. Tanah air dimana aku belajar merangkak, berjalan, dan berlari. Negeri yang kaya sumber daya alamnya. Bangsa yang mendiaminya pun terkenal ramah sejak dahulu kala. Segala sesuatu tentang Indonesia telah menarik banyak bangsa untuk datang, singgah, dan menikmati kekayaannya. Ya, bahkan beberapa dari pendatang itu sampai lupa diri bahwa bukanlah mereka yang empunya semua itu. Dikeruknyalah kekayaan zamrud khatulistiwa, diperasnyalah daya bangsa aslinya.

Namun orang-orang yang sejak semula mendiami Nusantara tidak berdiam diri begitu saja. Mereka adalah orang-orang sederhana yang bertindak dan berpikir dalam kesederhanaan. Dan dalam kesederhanaan itu ada hasrat untuk hidup merdeka. Merdeka untuk mengelola semua sumber daya yang ada di Nusantara. Merdeka untuk mensejahterakan setiap penghuni negeri ribuan pulau ini.

Maka tekad yang bulat dan niat yang tulus melahirkan tindakan-tindakan yang nyata. Semua berujung pada satu tujuan, KEMERDEKAAN. Dengan segenap pengorbanan yang tak sanggup dihitung dengan ribuan jari, Indonesia menyatakan diri sebagai negara yang MERDEKA.

Hari ini, walau bangsa asing tak secara langsung menyatakan diri berkuasa atas negeri impian, namun nilai KEMERDEKAAN bagai besi yang digerogoti karat. Generasi ini telah cukup jauh berpaling dari cita-cita KEMERDEKAAN. Dan akupun menangis. Dalam tangisku, terucap doa sederhana. Doa yang kuambil dari kalimat yang pernah diucapkan seorang pemazmur bernama Asaf. Inilah doaku, dengan cinta, dari hatiku, untuk Indonesia.

Mazmur 79:8-9. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Saturday, May 28, 2011

25-27052011

"Mari kita menyelesaikannya di meja makan!", begitulah kalimat yang terucap saat diriku ingin bicara kepada AKU, pagi ini. Semalam ada hal yang begitu menyesakkan dadaku tentang manusia, kaumku yang sering membuat AKU sangat sedih. AKU dan aku mulai menyantap hidangan yang tersedia di meja makan. Suasana meja makan selalu berhasil membuat hatiku terbuka. Entah bagaimana, dia juga membuka pikiranku. AKU memberiku pengertian mengenai aku dan kaumku. Dalam tiap suapan, ada kata-kata yang menguatkan dan melegakan terucap dari AKU. Dan pada suapan terakhir aku berkata pada AKU, "Aku suka berada denganMU di meja makan, terimakasih ya."

Aku, dia, dan mereka sering menyebut ini "fellowship tingkat tinggi" atau "perjamuan", yang menjadi peringatan akan AKU. Dengan adanya kehadiran AKU ditengah-tengah aku, dia, dan mereka, segala hal yang dibicarakan di meja makan manjadi istimewa, mudah dicerna, sederhana, namun berkualitas. Karena keberadaan AKU di meja makan, kekusutan antara aku dengan dia, atau aku dengan mereka, atau dia dengan mereka, dapat terurai dengan baik. Begitupun simpul-simpul yang putus diantara aku, dia, dan mereka dapat tersambung.

Siang ini, di meja makan, aku mendengar AKU bersenandung saat aku, dia, dan mereka bersantap menu selera nusantara. Kemudian aku bertanya kepada AKU, "lagu apakah itu?", AKU menjawab, "ini adalah jalinan nada yang liriknya akan diisi olehmu, tentu saja bersamaKU, karena ini tentang hidupmu".

Oh, inilah yang kutunggu. AKU mengajakku menggubah lagu tentang hidupku. Dia dan mereka tersenyum kepadaku seolah memberi semangat. Aku, dia, dan mereka melanjutkan makan siang, tentu saja dengan kehadiran AKU yang senantiasa menjadi yang utama dalam setiap perjamuan kami.

Aku mengasihi AKU

Aku mengasihi dia

Aku mengasihi mereka

Aku mengasihi anda, pembaca catatan ini

Jika anda menemui kekusutan, mari kita selesaikan di meja makan. Tempat pikiran dan hati kita dengan mudah dapat terbuka. Untuk menerima pembaharuan dan pemulihan. Untuk memberi hati dan diri terhadap setiap proses di dalamnya. Untuk menyatakan, "aku lemah, namun AKU kuat. Biarlah AKU semakin bertambah di dalamku"

Saturday, April 9, 2011

20 things

Yeah, saatnya mengerjakan PR yang diberikan oleh Tari beberapa hari yang lalu.

Peraturannya once you've been tagged, loe musti tulis a note or a blog post with 20 random things, facts, habits or goals about you. =) You have to tag at least 5 people. Trus, di note atau blog post loe, loe musti kasih link ke blog orang yg ngetag. If I tag you, that's because I want to know more about you! =)

  1. Bagi yang baru saja kenal, aku terkesan pendiam dan tertutup. Mungkin kesan itu muncul dari wajahku yang begini. Sesungguhnya aku orang yang suka ngobrol, cuma memang gak rame kalau sedang kumpul rame-rame.
  2. Hal yang paling jarang dilakukan adalah menyisir rambut. Kalau gak benar-benar lagi gonrdong, maka dapat diartikan sisir satu-satunya adalah jari tangan. hahahaha.
  3. Lebih auditory daripada visual. Lebih mudah belajar dengan mendengar, menilai seseorang dengan mendengar, lebih suka ngobrol di telpon daripada SMS, lebih percaya pendengaran daripada pengelihatan.
  4. Suka belajar berbagai macam disiplin ilmu. Mulai elektro, telekomunikasi, dan multimedia yang memang bidangku, ada juga beberapa bidang lain seperti: kesehatan, sejarah, budaya, psikologi, dll. Karena saking ingin bisa ini dan itu, kadang malah kurang "dalam" dalam memepelajari sesuatu.
  5. Tidak punya dompet untuk meletakkan uang. Sejak kuliah sampai kerja, kalau bepergian uang akan berada di saku celana atau kemeja. Maka jangan heran ketika suatu saat anda menerima uang dari kantong saya, ternyata sudah kucel :D
  6. Berpakaian apa yang menurutku nyaman dipakai. Tidak jarang malah pakaian yang dipakai berkesan jadul dan nggak modis. Apa boleh buat, belum punya fashion stylist pribadi sih.
  7. Angka favorit adalah 7. Karena 7 itu angka sempurnya bagiku. Tuhan menciptakan langit, bumi, dan segala isinya selama 6 hari, lalu berhenti pada hari ke-7 untuk memberkati dan mengkuduskannya.
  8. Jatah tidur sehari adalah 5 jam. Jika kurang akan loyo bin ngantuk keesokan harinya, jika lebih ya syukur. hehehehe
  9. Pelajaran paling disuka semasa SD: Matematika & IPA; SMP: Sejarah, Matematika, & Fisika; SMA: Matematika & Fisika. Yang paling suka diantara semuanya adalah Fisika, karena ilmunya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga mudah dibayangkan dan diaplikasikan.
  10. Suka minum kopi. Dari yang original yang pahit bin wangi, sampai yang capuran dan beraneka warna. Jadi kalau anda juga suka kopi, boleh deh nongkrong untuk ngopi bareng.hahahaha.
  11. Lebih suka OS Linux daripada Windows. Karena Linux itu open source, jadi pengembangnya banyak. Makanya variannya juga banyak, tinggal pilih sesuai kebutuhan dan selera. Apalagi sebagian besar software-nya juga berlisensi GNU/Public License alias boleh di unduh secara cuma-cuma dan dimodifikasi dengan mengikuti ketentuan GNU. Selama ini yang pernah dicoba adalah Debian dan keturunannya. Red Hat dan keturunannya cuma nyoba LiveCD nya doank.
  12. Menyukai hampir semua jenis musik, mulai jazz, blues, reggae, rock, pop, hip hop, dangdut, keroncong, musik-musik etnis, dll. Tapi dari semua jenis musik tersebut, yang paling sering didengarkan adalah jazz(dengan segala variannya). Ternyata sejak kecil aku sudah sangat suka dengan jazz, hanya saja waktu itu belum tau ini jenis musik apaan.
  13. Menyukai hal-hal yang alamiah. Rumah bergaya alami, dengan lantai dan dinding kayu, kamar mandi dengan batu-batuan alam, serta kebun yang ditumbuhi tanaman bumbu dapur(biar kalau butuh bumbu gak perlu beli, hahaha). Wanita yang cantik alami, tanpa make up. Makanan yang alami, tanpa penyedap dan pengawet makanan.
  14. Peminum berat. Galon air minum di rumahku bisa habis dalam waktu < 2 hari(penghuninya 5 orang). Keluarga di rumah memang suka minum air putih.
  15. Sebagian besar orang yang yang mengenalku secara dekat bilang kalau aku ini tergolong pria yang setia, hahahaha. Itu terlihat dari barang-barang yang kumiliki, mulai HP, laptop, komputer, dan sepeda. Aku gak pernah bosan dengan barang yang sudah kupunya. Juga gak berniat beli barang baru jika barang yang lama masih berfungsi dengan baik. Dan satu lagi yang jadi indikator, aku hampir gak pernah menjual barang-barangku ke orang lain. Dipakai terus deh barangnya sampai gak mampu lagi (samapi sekarang pun HP ku tergolong jadul untuk ukuran orang yang sudah mampu beli HP dengan uang sendiri).
  16. Sebagian besar orang bilang aku ini orangnya sabar, bahkan menghadapi orang yang menyebalkan sekalipun. Padahal kalau sedang marah bisa juga menyeramkan (bagi yang pernah mengalami silahkan tertawa sekencang-kencangnya, hahahaha).
  17. Kata ibuku, diantara ketiga anaknya, akulah yang paling jago masak (padahal adik-adikku perempuan semua). Bagi yang mau merasakan masakanku, silahkan mampir ke rumah.
  18. Doyan hampir semua makanan. Sampai sekarang belum nemu makanan yang bikin aku gak doyan. Jadi kalau anda ngajak makan di luar, tidak perlu takut saya akan rewel dengan makanan yang dipilih.
  19. Benda yang harus dibawa ketika bepergian adalah kacamata.
  20. Ingin mengabiskan masa tua di desa dengan bertani dan beternak.
Huuffff, ternyata cukup lama juga menyusun 20 daftar ini. Nah, sekarang giliran orang-orang berikut yang mengerjakan PR ini, hehehehe.
Wah, teman blogging saya dikit banget.

Thursday, March 17, 2011

Pekan Terakhir Kerja di Malang

Pergi ke kota asal. Kembali ke tempat dimana aku dibesarkan selama 20 tahun. Saat memikirkannya, ada rasa senang. Namun ada pula rasa hampa. Senang, tentu saja karena akan bertemu dengan keluarga kembali. Hampa, karena sebagai seorang pria yang memiliki jiwa penakluk, akan meninggalkan kota yang kutinggali selama setahun dan kembali ke kandang.

Hari-hari terasa cepat berlalu. Tapi aku tak mau meninggalkan Malang tanpa meninggalkan jejak yang bisa dikenang oleh rekan-rekan serta saudara-saudara disini. Ada rencana yang belum terlaksana disini, dan tak akan kubiarkan tak terlaksana. Ada keinginan yang belum terwujud disini, tapi pasti akan kuwujudkan suatu hari nanti.

Kandang yang telah membesarkanku, apa kabarmu? Aku kembali bukan tanpa perubahan. Aku datang dengan pertimbangan dan rencana yang telah kurenungkan. Aku datang dengan apa adanya diriku hari ini.

Komunitas yang kukasihi di Malang, akan selalu ada di hatiku. Aku belajar dari komunitas Malang, bahkan dari orang-orang yang lebih muda. Aku adalah bagian dari satu kesatuan yang besar, universal, dan tak tergoncang. Gereja, tubuh Kristus, jemaat, adalah rumah kediaman-Nya. Bangunan ilahi yang tak tergoncang walau bangunan jasmani tergoncang. Organime yang tergorganisir oleh Kepala Yang Maha Agung.

Dimanapun aku ditempatkan, takkan kuingkari bahwa aku pria, yang oleh-Nya diberi mandat untuk menaklukkan bumi. Yang akan berusaha diatas tanah yang kujejaki. Yang menempatkan diri sebagai anak bagi Bapaku. Yang menerima hati bapa dari Bapaku. Dan yang menjadi bapa buat anak-anakku.

Tuesday, February 8, 2011

Seperti Diriku Sendiri

Berbicara tentang kasih hari-hari ini, pasti sebagai manusia yang normal kita menyadari, bahwa cinta(kasih) yang dipertontonkan di bumi ini sudah banyak tercemar. Bukan hanya tidak tulus dan murni, tapi kecenderungan manusia sudah mengarah kepada "meninggalkan kasih". Mengapa hal itu terjadi?jawaban paling sederhana adalah karena dia kecewa dengan kasih, karena kasih yang diharapkannya tak dialaminya. Jangankan mengasihi orang lain, dirinya sendiri pun kadang tak dikasihinya.

Manusia tak akan pernah bisa mengasihi dengan tulus jika dia tak pernah mengalami kasih yang tulus. Manusia tak akan sanggup mengasihi dirinya dengan benar jika dia tidak tahu seberapa berharga dirinya untuk dikasihi. Saat manusia mampu mengasihi dirinya dengan benar, maka akan mudah baginya untuk mengasihi orang lain. Dan kasih yang tulus dan murni tak pernah memiliki tendensi selain kasih itu sendiri.

Dari kesadaran bahwa manusia tak akan sanggup mengasihi tanpa ada Sumber yang mengasihinya, maka jelaslah bahwa manusia perlu Sumber itu. Sumber yang kekal, terutama, dan tidak memerlukan sumber lain. Karena Dia adalah Sumber segala sesuatu. Dialah Bapa, Dialah Sumber. Dialah Pencipta manusia.

Saat manusia mengalami kasih tulus dan murni dari Sumber, kasih itu tak akan berdiam diri dalam dirinya. Kasih itu akan terpancar dengan ketulusan, karena dia belajar mengasihi dari Sumber yang tulus. Manusia akan sanggup mengasihi sesamanya seperti dia mengasihi dirinya sendiri. Mengapa seperti dirinya sendiri?karena sesamanya juga adalah manusia seperti dirinya. Dan kasih seperti inilah yang hari ini sangat dirindukan umat manusia. Banyak anak-anak merindukan Bapa, banyak orang merindukan saudara yang sejati. Dan kasih dari Sumber itulah jawabannya.

Markus 12:29-31 TB LAI
Jawab Yesus:
"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Saturday, January 22, 2011

Libur yang Berkualitas

setelah dua pekan
aku berpulang
disambut senyumannya
kami melewati waktu bersama
walau tak lama
aku menikmatinya

esok pagi dia menyapaku di depan pintu
dengan senyum yang lebih menawan
hari itu berlabuhlah raga ke tempat kenangan
kenangan yang hanya kumiliki bersamanya

setiap jejak kaki yang dibuat
menceritakan sejarah untuk dikenang di hari depan
lembaran-lembaran kertas bergambar
mencaritakan kisah sederhana ini

kisah yang menghiasi mimpiku semalam
dan membuatku bangun dengan senyum tersungging pagi ini
wahai engkau yang membaca kisah ini
carilah lembaran-lembaran kertas bergambar itu

Monday, January 10, 2011

Setelah Setahun di Malang

16 November 2010

Tepat tanggal di atas, setahun yang lalu, pertama kujejakkan kaki di Malang sebagai staff Master Conrtol Room NDTV. Saat itu pula aku menjadi bagian dari komunitas Malang. Ada tanggungjawab baru ketika menghadapi pekerjaan baru. Ada pula kesempatan untuk hidup dengan komunitas yang baru.

Selama setahun ini aku belajar menempatkan diri dengan sebaik-baiknya dalam satu tim kerja. Menghidupi Firman dalam keseharian yang diisi dengan berbagai warna. Belajar mengenakan pikiran yang semestinya dimiliki oleh setiap orang yang bekerja di mass media. Media yang semestinya tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik ke arah yang benar.

Dalam berkomunitas, aku belajar bertanggungjawab untuk pribadi-pribadi yang dipercayakan Tuhan. Walau tak sebaik yang diharapkan, tapi tiap proses yang ada membentukku untuk semakin menjadi pembelajar. Tiap kali teringat akan mereka, doa terucap dari hatiku. Tiap kulihat mereka jatuh dan terluka, kucoba untuk datang dan membersihkan lukanya, walau pasti sakit saat dibersihkan. Aku hanya ingin mereka tahu kalau rasa sakit itu tak akan lama. Dan aku tak pernah ingin mereka merasakannya, seandainya saja mereka lebih berhati-hati untuk tidak jatuh.

Terlalu banyak hal yang kupelajari, yang tak dapat dituangkan satu persatu dalam satu judul tulisan. Namun aku berharap apa yang tertulis disini membuat setiap orang yang membacanya teringat untuk kembali kepada panggilan yang esensial dalam pekerjaan, yaitu mencintai pekerjaan kita dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran walau harus melawan arus. Jagalah kepercayaan yang sudah diberikan pada kita. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.