Ketika Kasih Sayang dan Eros dijadikan tema, banyak
orang siap menjadi pendengarnya. Tapi mungkin tidak banyak orang yang
menganggap Persahabatan sebagai kasih. Tentu saja karena Persahabatan adalah
yang paling tidak populer daripada kedua jenis kasih lainnya. Lebih jauh lagi,
tidak semua orang mengalaminya. Inilah faktanya, manusia bisa manjalani seluruh
hidupnya tanpa Persahabatan. Philia, yang dimaksud oleh orang Yunani.
Persahabatan adalah kasih yang paling tidak alami.
Ia paling tidak berhubungan dengan syaraf kita. Tidak membuat detak jantung
kita berpacu. Ia sangat tenang, karena begitulah naturnya. Ia pun rasional.
Kita memilih sahabat bukan tanpa alasan yang rasional, sangat kontras dengan
jatuh cinta.
Persahabatan membuat orang-orang menarik diri dari
kebersamaan kolektif seolah-olah hendak menyepi. Dan yang lebih berbahaya,
Persahabatan membuat mereka menarik diri ke dalam kelompok yang terdiri dari
dua tiga orang. Seseorang berkata bahwa jika dari tiga orang sahabat (A, B, dan
C), A harus mati, maka B bukan hanya kehilangan A, tapi bagian A didalam C,
sementara C bukan hanya kehilangan A, tapi juga bagian A didalam B.
Persahabatan muncul dari pertemanan, ketika dua
atau lebih rekan menemukan bahwa mereka memiliki wawasan atau minat yang sama
atau bahkan selera yang sama yang tidak dimiliki orang lain. Ekspresi khas dari
pertemanan biasanya begini, “Apa? Kau juga? Kupikir cuma aku yang... ”. Dengan
bertemunya dua orang dengan kesamaan seperti ini, entah melalui kesulitan atau
kegagalan atau melalui prestasi, ketika mereka berbagi visi, saat itulah
Persahabatan lahir. Dan, dengan cepat mereka saling mengisi. Kemudian dua orang
ini akan senang menemukan orang ketiga, keempat, dan seterusnya.
Ketika dua orang yang berbeda jenis kelamin ada
dalam sebuah Persahabatan, maka Persahabatan itu akan dengan mudah bertumbuh
menjadi eros, jatuh cinta. Kecuali tidak ada ketertarikan fisik, atau salah
satunya telah punya kekasih, hampir dapat dipastikan kasih eros akan tumbuh di antara
mereka. Sebaliknya, kasih eros dapat membawa mereka pada Persahabatan di antara
sepasang kekasih. Namun hal ini tidak menghapus perbedaan di antara kedua jenis
kasih itu, hal ini justru menempatkannya dalam pengertian yang lebih jelas.
Sahabat anda, kemudian secara bertahap atau tiba-tiba menjadi kekasih anda.
Anda pasti tidak ingin berbagi kasih eros dengan orang ketiga. Tapi, anda tidak
akan cemburu untuk berbagi Persahabatan. Tidak ada yang lebih memperkaya kasih
eros selain menemukan bahwa kekasih anda secara tulus masuk ke dalam
Persahabatan dengan teman-teman anda.
Namun Persahabatan juga tak lepas dari kecurigaan,
tuduhan tak beralasan, dari segelintir orang yang berkata bahwa Persahabatan
antara sesama jenis tidak lain daripada sebuah homoseksualitas. Saya berani
berkata bahwa para penuduh itu pasti tidak punya sahabat. Dua pria yang
berjalan bergandengan, saling berpelukan, merangkul dari samping sambil
berjalan, tidak lantas menyatakan bahwa mereka adalah homoseksual. Bahkan di
bagian bumi tertentu di masa tertentu, berciuman antar pria adalah hal yang
lumrah. Itu bukanlah ciuman erotis, namun ciuman Persahabatan. Saya sendiri
punya seorang sahabat yang sekarang tinggal di Makassar. Seringkali, saat
berboncengan di sepeda motor, yang duduk di belakang akan melingkarkan tangan
di perut pengemudi (nyabuk dalam bahasa Suroboyoan). Kenyataan bahwa kami
nyabuk kalau berboncengan tidak lantas membuat kami jadi homoseksual.
Harus diakui bahwa Persahabatan berperan sangat
penting bagi kemajuan umat manusia di berbagai bidang. Para genius di seluruh
dunia sangat terbantu, terbentuk, termotivasi, dan “tertambal” oleh
sahabat-sahabatnya. Ilmu pengetahuan, seni, sastra, atau apapun, memperoleh manfaat
dari Persahabatan para genius di bidangnya ini. Albert Einstein, C. S Lewis,
Soekarno, dan banyak lagi tokoh, tidak akan tiba pada pencapaian seperti yang
telah mereka capai jika mereka tidak mendapat masukan dari sahabat-sahabatnya.
Sampai disini kita akan bertemu dengan bahaya dari
Persahabatan. Ketika orang-orang dengan pandangan, ide, visi, kesenangan-yang
merusak, tidak benar, dan merugikan membuat pertemanan, kemudian bersatu dalam
Persahabatan, maka kejahatan pula yang dihasilkannya. Itulah yang membuat
korupsi, terorisme, diskriminasi, dan perpecahan menjadi sulit untuk dihadapi.
Persahabatan dalam hal yang salah, sama seperti Persahabatan dalam hal yang
benar, menghasilkan sinergi. Yang berarti satu ditambah satu bukan lagi dua,
tapi lebih dari dua. Kekuatan Persahabatan membuat visi, tujuan, dan tindakan
mereka, entah itu baik atau jahat, menjadi semakin besar dan kuat.
Sebagai penutup, saya akan mengatakan bahwa
Persahabatan adalah alat yang dipakai oleh Tuhan untuk mengungkapkan keindahan
orang yang satu kepada yang lain. Melalui Persahabatan, Tuhan membuka mata kita
pada mereka. Sebuah kutipan dua ribu tahun yang lalu sungguh menunjukkan
kekuatan dan kebesaran dari Persahabatan:
Tidak ada
kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi
sahabat-sahabatnya.
4 comments:
Like it, Danu!!!!! 'Philia' hampir selalu favorit aku.. bebas tanpa syarat dan ikatan.. hahaha syukur2 kalo dari 'Philia' ada 'Eros' - tapi gak harus mutlak sih.. ;P
Lanjutin terus yaa serinyaaaaa :D
Makasih Valen. Aku termasuk penganut idealisme dari philia turun ke eros, bukan mata turun ke hati :)
aku jatuh cinta pada sahabatku.
demikian pula sahabatku jatuh cinta padaku.
cinta datang karena terbiasa.
sekarang sahabatku itu masih sahabatku; sekaligus tunanganku :)
Oh, so sweet :)
Posting berikutnya tentang jatuh cinta. Monggo dinikmati.
Post a Comment