Pages

Saturday, May 28, 2011

25-27052011

"Mari kita menyelesaikannya di meja makan!", begitulah kalimat yang terucap saat diriku ingin bicara kepada AKU, pagi ini. Semalam ada hal yang begitu menyesakkan dadaku tentang manusia, kaumku yang sering membuat AKU sangat sedih. AKU dan aku mulai menyantap hidangan yang tersedia di meja makan. Suasana meja makan selalu berhasil membuat hatiku terbuka. Entah bagaimana, dia juga membuka pikiranku. AKU memberiku pengertian mengenai aku dan kaumku. Dalam tiap suapan, ada kata-kata yang menguatkan dan melegakan terucap dari AKU. Dan pada suapan terakhir aku berkata pada AKU, "Aku suka berada denganMU di meja makan, terimakasih ya."

Aku, dia, dan mereka sering menyebut ini "fellowship tingkat tinggi" atau "perjamuan", yang menjadi peringatan akan AKU. Dengan adanya kehadiran AKU ditengah-tengah aku, dia, dan mereka, segala hal yang dibicarakan di meja makan manjadi istimewa, mudah dicerna, sederhana, namun berkualitas. Karena keberadaan AKU di meja makan, kekusutan antara aku dengan dia, atau aku dengan mereka, atau dia dengan mereka, dapat terurai dengan baik. Begitupun simpul-simpul yang putus diantara aku, dia, dan mereka dapat tersambung.

Siang ini, di meja makan, aku mendengar AKU bersenandung saat aku, dia, dan mereka bersantap menu selera nusantara. Kemudian aku bertanya kepada AKU, "lagu apakah itu?", AKU menjawab, "ini adalah jalinan nada yang liriknya akan diisi olehmu, tentu saja bersamaKU, karena ini tentang hidupmu".

Oh, inilah yang kutunggu. AKU mengajakku menggubah lagu tentang hidupku. Dia dan mereka tersenyum kepadaku seolah memberi semangat. Aku, dia, dan mereka melanjutkan makan siang, tentu saja dengan kehadiran AKU yang senantiasa menjadi yang utama dalam setiap perjamuan kami.

Aku mengasihi AKU

Aku mengasihi dia

Aku mengasihi mereka

Aku mengasihi anda, pembaca catatan ini

Jika anda menemui kekusutan, mari kita selesaikan di meja makan. Tempat pikiran dan hati kita dengan mudah dapat terbuka. Untuk menerima pembaharuan dan pemulihan. Untuk memberi hati dan diri terhadap setiap proses di dalamnya. Untuk menyatakan, "aku lemah, namun AKU kuat. Biarlah AKU semakin bertambah di dalamku"