Inilah contoh status rohani seseorang (sebagian orang). Kalau update status isinya update kegiatan-kegiatan rohani seperti ini:
Minggu
Jam 07:00 update: ”ibadah pagi dulu ya”
Jam 12:00 update status lagi : “jadi singer untuk ibadah siang”
Jam 17:00 update lagi dong : “ayo semangat tim doa KKR malam ini”
Senin
Menjelang jam 22:00 update : “siap-siap ketemu di udara dengan tim doa”
Selasa
Update status jam 18:30 : “doa malam, yeaaah”
Rabu
Bangun tidur langsung update: “yang hari ini doa puasa semangat ya. Nanti sore jangan lupa doa bareng”
Jam 19:00 update lagi : “lagi ibadah doa puasa”
Kamis
Jam 18:30 bikin status : “latihan sama tim P&W buat ibadah minggu”
Jumat
11:00 update : “persekutuan di kampus”
Sabtu
Jam 18:05 : “yooo...berangkat ibadah pemuda. Penyegaran rohani sekaligus mata”
Dan inilah rohanisasi status yang saya lakukan :
Minggu
Jam 06:00 update status : “persiapan pelayanan pagi di taman Bungkul”. Sebenarnya yang saya lakukan: jogging pagi-pagi di taman Bungkul mumpung car free day.
Jam 09:00 update lagi : “mengambil bagian dalam pergerakan Tuhan. Tua-muda, besar-kecil, semua bergerak”. Sebenarnya yang terjadi : ada senam rame-rame waktu car free day.
10:30 update lagi : “berbagi berkat untuk sesama”. Yang terjadi sesungguhnya : mentraktir teman minum es cendol habis berolahraga.
Senin
Update jam 05:30 : “pelayanan ke pasar tradisional”. Kejadian sebenarnya: ngantar ibu belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar.
Jam 07:00 : “ada atau tidak ada rekan, pelayanan harus tetap berjalan. Mampukan aku hari ini ya Tuhan”. Kenyataannya adalah : saya ngantor selama 8 jam dimana memang dalam unit kerja saya tidak ada rekan lain, alias jabatan saya cuma ada satu di perusahaan.
Selasa – Sabtu
Update jam 07:00 : idem dengan update hari Senin jam 07:00
Jam 21:00 : “pelayanan kepada anak-anak di jalanan. Puji Tuhan”. Sebenarnya yang terjadi : nongkrong sama teman-teman di warkop pinggir jalan.
Saya tidak bermaksud menyerang siapapun. Tapi kadang saya merasa agak aneh dengan update status yang isinya melulu hanya aktivitas rohani (penekanan pada cetak miring). Bagi saya, akan lebih sedap dibaca dan bermanfaat jika yang ditulis di status adalah pelajaran/nilai-nilai yang dipelajari dari kegiatan-kegiatan tersebut. Jika saya berpikir sedikit lebih jauh, Apa peduliku dengan semua kegiatan rohanimu? Darimana aku tahu kamu benar-benar melakukannya? Apa hasil itu semua? Apa motivasimu melakukan update seperti itu? Supaya kelihatan rohani atau bagaimana? Karena sayapun bisa melakukan rohanisasi status dari kegiatan sehari-hari yang tampaknya tidak rohani.
Kisah di atas hanya rekonstruksi dengan sedikit lebayisasi. Statusisasi rohani diatas adalah hiperbola yang saya kembangkan sendiri. Saya bukan orang yang rajin mengantar ibu belanja ke pasar. Bukan juga pekerja yang kerja 8 jam sehari dari Senin sampai Sabtu. Rohanisasi yang saya tuliskan itu hanya fiktif belaka. Apa yang ingin saya sampaikan dari tulisan di atas adalah: mari belajar lebih bijaksana menggunakan jejaring sosial. Orang lebih senang membaca update tentang pelajaran hidup yang anda dapatkan daripada apa yang anda sedang lakukan. Setidaknya itu berlaku untuk saya. Orang bisa mendapat motivasi dengan pelajaran hidup yang anda bagikan, lebih daripada update kegiatan yang anda sedang kerjakan. Saya mengatakan ini bukan berarti tidak suka sama sekali jika ada yang update "sedang......di......dengan.....", namun dalam pandangan saya kita perlu lebih bijaksana dan proporsional dalam mempergunakan jejaring sosial.
Semoga yang tersindir tidak sakit hati, dan yang tidak tersindir mendapat hiburan.