Diambil dari catatan singkat di ponsel ketika merenung:
Menjadi kristen bukan tentang mengikuti kebaktian, atau mengambil bagian dalam pekerjaan pelayanan, atau memberi korban persembahan, atau mengenakan aksesoris tertentu, atau menenteng alkitab di hari tertentu.
Menjadi kristen adalah tentang meneladani Kristus, mengenakan pikiran dan perasaan-Nya, mengikuti gaya hidup-Nya, menjadikan Kristus pusat dari hidup kita, melakukan segala sesuatu demi Dia, dan menjadikan Dia penguasa tunggal atas hidup kita. Meneladani Kristus, termasuk dalam memikul salib dan menyalibkan ego kita, supaya Kristus yang hidup membangkitkan kita.
2 comments:
Menjadi Kristen memang tentang menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan kita. Tapi menjadi bagian dari keluarga Allah dengan cara dtg ke gereja,pelayanan,atau hal yang berkaitan, bukankah itu cara kita menyikapi rasa syukur kita sudah diselamatkan?
Anda melewatkan fokusnya. Disini saya sedang membandingkan hal lahiriah dan batiniah, bukan menyalahkan hal lahiriahnya. Seperti Yesus pernah mengajarkan bukan orang yang menyebut, Tuhan! Yang akan masuk ke dalam kerajaan Allah, melainkan mereka yang melakukan kehendak-Nya.
Orang jahat bisa berbuat baik. Ahli taurat dan orang Farisi adalah orang yang rajin dan taat beribadah secara lahiriah, tapi mereka paling banyak dikecam Tuhan Yesus. Karena mereka jago soal "ibadah" tapi payah soal penerapan sehari-hari. Bahkan rasul Paulus mendefinisikan ibadah sangat berbeda dengan yang kita pahami.
Post a Comment