Pages

Thursday, November 20, 2014

Aku bukan "penasihat", aku saudaramu

Saudaraku, kutulis ini karena aku mengasihimu. Kadang ketika kubuka jejaring sosial ini, kulihat apa yang kau tulis dihalamanmu. Dari situlah aku mendapat gambaran tentang apa yang kau alami. Saat kau ucapkan syukur, akupun gembira. Karena kutahu kau sedang ada dalam proses yang benar. Namun kadang keadaanmu sedang galau. Dan galau yang kau alami, seharusnya tak kau alami jika kau tak mengijinkan kegalauan itu merasukimu.
 
Saudaraku, karena kasihku kepadamu kutulis ini. Ijinkanlah kukutip nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma
Roma 12:3 
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
 
Kadang, bahkan seringkali, kegalauan yang terjadi disebabkan karena engkau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari yang patut kau pikirkan. Dan pada gilirannya pikiran itu menjeratmu, berputar-putar disana, kau tersiksa karena dia sudah mulai menyeruak ke perasaanmu. Dan yang lebih menyakitkan adalah ketika perasaan itu sudah mulai terlukai karena pikiran yang terlalu tinggi tadi telah menjelma menjadi keinginan, bahkan obsesi. Keinginan yang tak kau temui kenyataannya. Saudaraku, janganlah menikmati siksaan itu.
 
Dan saudaraku, saat kegalauanmu terlayangkan ke arena jejaring sosial, maka sesungguhnya kau menyuguhkannya di depan banyak orang. Sadar atau tidak, kau kehendaki atau tidak, itu akan mengundang "nasihat" dari berbagai pihak. Dan tentang hal ini aku mengaku bahwa aku galau. Galau jika kegalauanmu berbuah "nasihat" yang tidak berdasarkan firman. Saudaraku, di dunia ini banyak pemikir-pemikir yang pandai memberi nasihat dengan segala paham yang dianutnya. Tak jarang kau bisa temui "penasihat" yang memberi kata-kata yang "sepertinya baik", namun sesungguhnya sangat tidak sesuai firman. Oleh karena itu, temuilah penasihat yang memegang prinsip firman tatkala kau galau dan ingin menumpahkan kegalauanmu.
 
Saudaraku, ingatkah kau tentang apa yang pernah dikatakan tentangmu? Kau adalah pejuang dan pemimpin masa depan negeri ini. Seorang calon pemimpin adalah seorang yang mau belajar untuk memiliki hati pemimpin. Pemimpin sejati tidak pusing dengan urusannya sendiri, tapi belajar memahami kebutuhan orang lain. Jangan bertanya tentang siapa yang akan memikirkan kebutuhan kita, karena kebutuhan kita telah dipersiapkan oleh Sang Sumber. Dia, bukan hanya memikirkan kebutuhanmu, tapi juga menyediakannya. Bagian kita adalah saling mengasihi dan memperhatikan sesama. Mengerjakan setiap tanggungjawab yang dipercayakan atas kita tanpa menutup mata terhadap kebutuhan sesama adalah hal yang indah.
 
Amsal 19:20
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
 
Aku menulis ini karena engkau saudaraku, dan aku mengasihimu.
- from galauers to jempolers -

*ini adalah catatan yang pernah saya publikasikan di facebook beberapa tahun lalu.

0 comments: