Pages

Saturday, July 13, 2013

Perbuatan Seiring Iman

Indonesia adalah negara dengan ideologi ketuhanan yang bahkan itu diletakkan pada sila pertama dari Pancasila. Kita mencitrakan diri sebagai bangsa yang religius. Secara spesifik, sebagai kristen kita mencitrakan diri sebagai umat beriman dan berkasih. Pada kenyataannya, perkataan kadang tak seiring dengan perbuatan. Di kalangan orang percaya bahkan tidak jarang kita temui orang-orang yang hebat dalam ibadah seremonial tapi bobrok dalam tindakan. Mari kita bahas sejenak tentang hal ini. Yakobus dengan sangat baik dan tegas menuliskan kondisi seperti ini.

Yakobus 2:18-20
Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?


Orang yang berbuat baik belum tentu karena beriman, tetapi orang beriman pasti berbuat baik. Perbuatan bisa menjadi perwujudan isi hati. Jika ada orang mengaku percaya tapi tidak berubah kelakuannya maka patut dipertanyakan kepercayaannya. Dengan sangat keras Yakobus menghajar para pendosa yang mengaku beriman dengan membandingkannya dengan setan.

Jangan pula kita menyangka perbuatan baik kita di masa lalu akan menghapus atau membuat impas pelanggaran dan dosa yang kita lakukan sekarang. Satu-satunya jalan keluar adalah bertobat dan menghasilkan buah pengobatan.

Yehezkiel 33:12-16 Dan engkau anak manusia, katakanlah kepada teman-temanmu sebangsa: Kebenaran orang benar tidak menyelamatkan dia, pada waktu ia jatuh dalam pelanggaran dan kejahatan orang jahat tidak menyebabkan dia tersandung, pada waktu ia bertobat dari kejahatannya; dan orang benar tidak dapat hidup karena kebenarannya, pada waktu ia berbuat dosa.
Kalau Aku berfirman kepada orang benar: Engkau pasti hidup! tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti mati! tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan kebenaran, orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia membayar ganti rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup, sehingga tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi; ia sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup.

Matius 3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Galatia 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.


Kita dimerdekakan dalam Kristus untuk menjadi hamba kebenaran, hamba Kristus. Kemerdekaan sejati adalah beralih dari perhambaan dosa kepada perhambaan kebenaran.

Cara melatih diri untuk menjadi hamba kebenaran adalah dengan melayani sesama oleh kasih. Kasih ditekankan disini. Kita melayani sesama bukan untuk keuntungan pribadi, bukan supaya dipuji manusia, bukan supaya kita balik dilayani, tetapi karena kasih. Kasih tidak bertujuan untuk meminta namun memberi. Kasih tidak memuaskan diri sendiri melainkan obyek yang kita kasihi. Bahkan dalam kasih, obyek sebenarnya adalah subyek juga. Karena dalam kasih, selalu ada saling memberi dan menerima. Terlebih lagi, kebahagian seorang hamba adalah karena kepuasan Sang Tuan atas pekerjaannya.

Biarlah iman yang muncul dari dalam hati kita terwujud dalam tindakan-tindakan kita. Biarlah iman itu terus diperbarui, sehingga tindakan kita pun makin sederhana dan berdampak bagi sesama.

#mobile_blogging

0 comments: