Pages

Saturday, March 9, 2013

Pasangan Hidup (bag 2)

Selamat berjumpa kembali dalam seri Pasangan Hidup. Pada bagian yang pertama kita telah belajar bahwa yang berinisiatif untuk menjadikan penolong bagi Adam adalah Tuhan. Ketikdakberadaan penolong tidak membuat Adam tidak utuh sebagai pribadi. Adam juga tidak kesepian sehingga Tuhan menjadikan penolong baginya. Adam mengalami kepenuhan sebagai pribadi karena Allah yang memenuhi hidupnya. Jadi jika kita, manusia modern mulai berinisiatif dan kemudian mencari pasangan karena ingin membuat diri kita jadi utuh maka kita sudah salah besar. Motivasi yang salah menghasilkan buah yang tidak baik. Maka sebelum memasuki fase berpasangan, pastikan kita sudah utuh sebagai pribadi, tidak mencari pemenuhan kasih sayang ataupun jati diri dari pasangan. Karena satu-satunya pribadi yang sanggup membuat hidup kita utuh adalah Tuhan. Dimiliki dan memiliki Tuhan adalah satu-satunya kepemilikan yang tidak akan pernah mengecewakan karena tidak pernah ada kata berpisah atau kehilangan dalam kepemilikan ini.
Baiklah, jika kita sudah tahu bahwa inisiatif adalah bagian Allah, maka apa bagian yang harus dikerjakan manusia? Mari kita tengok kisah selanjutnya.

Kej 2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

Tuhan memberikan manusia (Adam) sebuah pekerjaan, yaitu memberi nama binatang-binatang yang dibawa Allah kepadanya. Ada tanggungjawab dan tugas yang diberikan oleh Allah untuk dikerjakan oleh Adam. Pekerjaan memberi nama itu bukan pekerjaan yang enteng. Mari kita bayangkan diri kita adalah Adam, yang diperhadapkan pada begitu banyak makhluk yang tanpa nama. Dan Tuhan memberi otoritas manusia untuk menamai makhluk-makhluk tersebut. Dalam ilmu biologi kita mengenal istilah binomial nomenklatur, yaitu penamaan dengan menggunakan dua kata yang menjelaskan secara singkat tentang identitas suatu spesies. Pekerjaan memberi nama ini tidak asal "njeplak". Karena Adam tentu harus mengamati dan mengenal ciri-ciri khusus dari binatang-binatang yang harus dinamainya. Karena seperti nama yang diberikan Adam kepada binatang itu, demikianlah nanti namanya. Nama mencerminkan identitas, dan identitas itu unik, maka Adam harus menemukan keunikan tiap-tiap makhluk, dan memberi nama yang unik pula untuk mereka.

Kej 2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Dan apa yang dilakukan Adam dengan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya? Dia melakukannya seperti apa yang Tuhan perintahkan. Dia bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Tugas yang tidak mudah seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Dari kisah ini kita bisa ambil sebuah prinsip bahwa Tuhan punya tugas dan tanggungjawab yang harus kita selesaikan. Adakah kita sudah bertanggungjawab atas tugas-tugas itu? Mengerjakannya hingga selesai, tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Banyak anak muda yang coba-coba membangun hubungan khusus dengan lawan jenis padahal tanggungjawab untuk menyelesaikan studi belum dilampaui. Kalaupun tugas-tugas tersebut mendekati masa penyelesaian, adakah itu dikerjakan dengan penuh tanggungjawab dan sebaik-baiknya? Jika sampai disini mata anda sudah merah, lebih baik beristirahat dulu. Jangan terburu-buru menolak apa yang saya sampaikan. Jika mata pembaca yang budiman masih sanggup melanjutkan, maka saya akan melanjutkan. Ada pula yang lebih memalukan, ongkos PDKT masih dapat dari orang tua. Coba bayangkan, berpasangan adalah fase yang Allah kehendaki untuk sepasang insan yang berlainan jenis menuju pernikahan. Adakah orang yang punya niat menuju pernikahan tidak mempersiapkan keuangan dengan baik sehingga untuk "operasional PDKT" saja masih menodong orang tua? Jika ada, maka saya hanya akan geleng-geleng kepala melihatnya. Saya hanya ingin berbagi tentang pola yang diteladankan oleh leluhur kita pada saat mereka belum jatuh dalam dosa. Pola ilahi yang diturunkan langsung oleh Tuhan.

Ada hal menarik yang terjadi ketika Adam melakukan tugas yang Tuhan berikan, bahwa baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Adam menyadari jika ada yang menolongnya, maka tugas-tugas yang diberikan Tuhan akan lebih mudah dan ringan dikerjakan. Tapi lihatlah apa yang Adam dapati, dia tidak menemukan yang sepadan diantara semua makhluk yang dijumpainya. Jika kita berpikir sedikit lebih liberal, seandainya Adam mau sedikit ngawur, maka dia bisa saja mengambil salah satu binatang (mungkin yang paling pintar) untuk jadi penolongnya. Tapi syukurlah Adam masih waras, dia tahu mana yang sepadan dan mana yang tidak sepadan. Dalam situasi ini harap dipahami bahwa ada kemungkinan bahwa Adam tidak tahu rencana Allah bahwa Dia akan menjadikan penolong baginya, namun ada pula kemungkinan dia tahu bahwa Allah berencana menjadikan penolong yang sepadan baginya. Jika Adam tahu rencana Allah, maka saat binatang-binatang tersebut diperhadapkan kepadanya, selain mengerjakan tugas yang diberikan Tuhan bisa jadi dia juga menyeleksi mana yang sepadan. Jika Adam tidak tahu rencana itu, maka memang di dalam dirinya muncul semacam kebutuhan akan hadirnya seorang penolong. Kemungkinan manapun yang benar, pada akhirnya Adam tidak asal comot. Karena dia tahu siapa Allahnya. Mari kita refleksikan ke kehidupan kini. Tidak jarang kita temui anak muda asal comot dengan dalih karena si anu yang tidak seiman itu baik sedangkan semua yang seiman kok sepertinya tidak ada yang baik. Percayalah, pembaca yang budiman, di dunia ini masih banyak high quality jomblo dan single yang sedang dipersiapkan Allah untuk ketemu dengan high quality jomblo dan single lainnya. Kerjakan saja bagian kita, Kerjakan tanggungjawab yang sudah Allah percayakan atas hidup kita. Dengan menjadi pribadi single yang bertanggungjawab, Tuhan sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi yang bertanggungjawab atas rumah tangga kita kelak. Tidak ada kata coba-coba dalam kamus Tuhan. Dan bapa leluhur kita sudah memberi teladan untuk tidak coba-coba, karena berpasangan di dalam kekristenan tujuannya adalah pernikahan. Jika kita belum punya niat untuk menikah, jangan coba-coba.

Amsal 24:27 Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu.

Semoga amsal di atas dapat meneguhkan keyakinan yang sedang saya sampaikan kepada pembaca yang budiman. Pada tulisan yang berikutnya, kita akan menggali lebih dalam tentang proses Tuhan atas pasangan kita. Nantikan terus serial Pasangan Hidup di channel kesayangan anda :)

0 comments: