Pages

Monday, March 18, 2013

Sedikit Tentang Tujuan

Salam jumpa para pembaca yang budiman. Hari ini saya mengikuti sesi terakhir dari serangkaian sesi Camp Pria Muda Sejati yang diadakan oleh CMN Indonesia. Camp sudah dilakukan pada tanggal 1-3 Maret lalu di Trawas, dan hari ini adalah sesi penutup sekaligus wisuda (ini camp apaan sih kok ada wisudanya? Bagi para pria saya rekomendasikan untuk ikut supaya bisa mengalami sendiri). Saya tidak akan bahas apa yang dipelajari pada tiap sesi, tapi hanya pada sesi terakhir tadi.

Sesi terakhir bicara tentang Man of Destiny. Para pria diciptakan oleh Tuhan untuk tujuan yang ditetapkan-Nya. Ketika saya mendengar kalimat itu ingatan saya spontan membawa kepada perenungan yang saya lakukan beberapa minggu sebelumnya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk maksud dan tujuan tertentu. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang keberadaannya tidak bermakna. Jika pembaca sepakat dengan hal ini, maka saya akan bawa kepada kondisi yang sekarang ada. Kadang kita temui kondisi dimana seseorang merasa hidupnya tidak berarti, atau suatu benda yang bekerja diluar fungsi yang seharusnya. Mengapa ada orang-orang frustasi dengan dirinya? Hal pertama yang perlu diperiksa adalah apakah ia sudah tahu tujuan dirinya diciptakan? Jika jawabannya adalah belum maka tidak perlu kita lebih jauh menelusuri lagi. Jika kita tidak tahu tujuan hidup kita, maka kita rentan menyalahgunakan hidup kita. Sebuah ponsel diciptakan untuk bisa bertelepon, bukan untuk nimpuk penjahat atau dibanting jika kita kesal. Penyalahgunaan (abuse) fungsi sangat bisa mengarah kepada disfungsi. Disfungsi menyebabkan kemandulan alias tidak produktif.

Ketidaktahuan kita akan fungsi dan tujuan diri kita menyebabkan kita hidup sesuka hati. Dan ini yang akan menghancurkan masa depan kita. Seperti sebuah ponsel diciptakan untuk bertelepon, bukan untuk diputer, dijilat, dan dicelupin. Setelah kita sepakat bahwa segala sesuatu yang ada dibawah kolong langit ini memiliki fungsi dan tujuan, maka kita juga harus paham prinsip kerjanya. Jika kita tahu fungsi ponsel adalah untuk bertelepon tapi tidak tahu bagaimana cara menggunakannya maka kita berpotensi menimbulkan kerusakan pada ponsel tersebut. Sama seperti ponsel, semua hal bahkan termasuk kehidupan kita ada aturan mainnya. Ada prinsip kerja yang tidak boleh dilanggar. Karena ketika prinsip dilanggar, sejatinya kita sedang menjauh dari tujuan. Menggunakan sesuatu diluar fungsinya adalah sebuah kesalahan. Kita tidak bisa menyelesaikan soal termodinamika dengan menggunakan teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik. Soal termodinamika harus diselesaikan dengan hukum termodinamika. Jadi, hal kedua yang perlu dimengerti setelah tahu fungsi dan tujuan adalah prinsip kerja. Dengan tahu prinsip kerja maka kita bisa memperlakukan segala sesuatu termasuk hidup kita sendiri dengan benar. Orang Indonesia terkenal tidak pernah baca manual book perangkat sebelum terjadi kebingungan atau kerusakan. Kebiasaan ini harus diganti dengan kebiasaan yang benar.

Baiklah jika semua yang kita perlukan untuk berfungsi sebagaimana mestinya sudah kita ketahui perihal apa saja, lantas kepada siapa kita dapat bertanya atau belajar supaya kita mendapat jawaban? Semua yang diciptakan memiliki pencipta. Kepada siapa kita bisa bertanya apa fungsi, tujuan, dan prinsip kerja sesuatu dengan tepat? Penciptanya adalah jawaban paling tepat. Dan kabar baiknya, hampir selalu penciptanya akan meninggalkan dokumentasi mengenai hal yang diciptakannya. Kita tidak akan belajar mengoperasikan iPhone dengan membaca manual book Nokia. Pencipta iPhone telah mendokumentasikan penemuannya dalam sebuah manual book supaya bisa dipelajari. Karena mereka tidak akan bisa hadir secara langsung di hadapan setiap pembeli iPhone untuk menjelaskan fungsi, tujuan, dan prinsip kerjanya. Dalam konteks kehidupan kita sebagai manusia, Pencipta kita bukan hanya mendokumentasikan semua yang perlu kita ketahui tentang diri kita, melainkan Dia juga bersedia hadir bersama kita untuk mewujudkan tujuan itu. Setiap saat Dia selalu ada dekat saat kita memanggil nama-Nya. Karena hanya pencipta yang berhak mendefinisikan karyanya seperti apa yang dikehendakinya. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

0 comments: