Pages

Tuesday, January 21, 2014

Ngoceh Tentang Buku

Tahun 2014, saya menargetkan diri untuk membaca setidaknya 30 buku. Target bulan ini baca 4 buku, karena memang ada 4 buku yang tersedia. Ternyata dalam 2 minggu sudah habis terbaca. Dalam gundah gulana menginginkan bahan bacaan baru, saya menjelajahi berbagai macam situs review buku. Dari situs goodreads, forum kaskus, sampai blog komunitas pecinta buku, semua sudah dijelajahi. Sejauh ini belum menemukan satu buku yang membuat saya ingin bergegas ke toko buku atau perpustakaan. 

Akhirnya baca lagi buku lama. The Shack, novel yang menurut saya jempolan. Walaupun sebenarnya ada kekurangan di sana sini, mungkin disebabkan karena baca versi terjemahan Bahasa Indonesia, namun secara keseluruhan buku itu menyuguhkan teologia secara cantik.

Namun, dari semua buku yang pernah dibaca, ada satu yang paling istimewa. Alkitab, buku paling luar biasa sepanjang jaman. Setelah selesai membacanya, tak lantas membuat saya bosan. Saya membacanya lagi, lagi, dan lagi(karena baru 3 kali membaca habis dari Kejadian sampai Wahyu). Bagi saya, Alkitab adalah "buku yang tak pernah tamat kubaca".

Semua pengetahuan yang diperlukan untuk hidup ada disana. Pengetahuan itu tak pernah usang. Ia aktual di segala jaman. Ia mencakup ilmu manajemen di semua area, baik itu pribadi, keluarga, kelompok masyarakat, sampai negara.

Latar belakang penulisnya pun bermacam-macam. Ada yang nabi, raja, farisi, bahkan petani dan nelayan. Apa yang membuatnya unik adalah semua penulis itu mendapat ilham dari Tuhan sendiri. Sehingga tidak didapati kesalahan atau pertentangan antara satu dan lainnya, walaupun waktu penulisannya ribuan tahun. Alkitab konsisten benar dan tepat. Sekali lagi, semua yang perlu diketahui untuk hidup tertulis disana.

Itulah yang sering membuat saya batal membeli suatu buku ketika berada di toko buku. Sering ketika membaca sample buku yang tidak tersegel, saya berkata dalam hati, "Ah, yang beginian juga ada di Alkitab". Semua standar moral yang perlu diketahui telah tertulis di Alkitab. Semua ilmu dan jurus untuk menjadi sukses juga tertulis di Alkitab. Begitupun tentang kepemimpinan, hubungan, motivasi, dan berbagai macam hal. 

Saya tidak berkata bahwa membaca buku kepemimpinan, manajemen, motivasi, dll tidak berguna. Tapi taukah para pembaca yang budiman, bahwa banyak buku-buku itu terinspirasi dari Alkitab? Maka bagi saya buku-buku itu adalah suplemen, bukan makanan pokok. Masalahnya saya sering menemukan orang-orang Kristen yang lebih doyan suplemen daripada makanan pokok. Jika itu termasuk anda, maka saya sarankan dan anjurkan anda kembali menggemari Alkitab.

Sebagai penutup, taukah pembaca mengapa saya menargetkan untuk membaca minimal 30 buku? Rhenald Kasali pernah berkata bahwa rata-rata CEO perusahaan besar membaca setidaknya 30 buku dalam setahun. Jika para CEO, orang-orang yang sangat sibuk saja sanggup, dan mereka ingin meningkatkan kualitas diri dengan membaca, mengapa kita tidak? Anda boleh berkata bahwa saya kecanduan buku. Setidaknya bagi saya itu lebih baik dari kecanduan cukrik :)

Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat.

4 comments:

Anonymous said...

Maju terus.. masi ada waktu utk 26 buku berikutnya :D

Danu Retakson said...

Iya. Makasih Valen. Kata pak BeYe, "selalu ada cara" :D

Unknown said...

ijin copas

Danu Retakson said...

Silakan